TERDENGAR LOLONGAN SEORANG PEREMPUAN
KAPTEN ( KEPALA PENJARA ) SEORANG SIPIR PEREMPUAN, DAN FRATER ADA
DISANA
KAPTEN Saya
belum pernah menjumpai orang seperti dia, di dalam maupun diluar penjara ini.
Dia menolak semua pengunjung dan tidak mau berbicara dengan siapapun juga.
Biasanya dia tidak menyentuh makanan sama sekali dan tetap tidak tidur sampai
pagi hari. Suatu hari dia minta pena dan kertas, kemudian dia habiskan waktu
berjam – jam lamanya dengan membungkuk di atas pena dan kertas itu tanpa
bergerak. Saya tidak dapat mengatakan apakah dia menulis sebuah surat atau
berbuat yang lainya. Barangkali dia tidak menulis apa-apa.
FRATER Jadi
demikian keadaanya.
KAPTEN Ya
… benar Frater, dan yang lebih mengherankan lagi sedikitpun dia tidak merasa
bersalah bahkan terbesit rasa kebanggaan yang aneh.
SIPIR
I Kita
akan menembaknya besok pagi. Apa gunanya Frater atau orang lain bagi dia ?
biarkan saja dia !
FRATER Aku
sama sekali tidak berurusan dengan para penguasa baik di tempat ini maupun di
tempat lain.
SIPIR
I Itulah
yang selalu mereka katakan.
FRATER Apa
sebabnya kau naik pitam, seakan-akan akulah yang akan menembaknya besok pagi ?
kau pikir dia itu tidak bersalah, bahwa dia tidak membunuh pejabat itu ?
SIPIR
I Pembunuh
atau bukan, dia adalah seorang perempuan yang tidak bersalah, dan dia tidak
perlu dihukum mati. Mereka itulah yang harus ditembak mati !
FRATER Mereka
? siapa yang kau maksud dengan “ mereka “.
SIPIR
II Bagaimana
mungkin bahwa hanya Frater sendiri saja yang tidak mengenal mereka itu ?
KAPTEN Sipir,
kau sangat tidak pantas berbicara seperti itu kepada Frater kita ini.
SIPIR
I Maaf,
Kapten, tetapi kami hanya mengatakan apa yang kami tahu.
KAPTEN Tetapi
tidak kulihat sesuatu yang dapat kau jadikan alasan untuk memcurigai Frater.
SIPIR
I Siap
Kapten !
KAPTEN Sudahlah.
Sekarang kalian pergilah kesana dan tanyailah perempuan itu, apakah dia mau
bertemu dengan Frater ?
BARENG Siap
Kapten !
SIPIR MELANGKAH MENUJU LORONG ITU
KAPTEN Maafkan
mereka Frater, seluruh hidupnya hanya dihabiskan untuk membersihkan lantai
gedung penjara ini. Hingga terkadang mereka tidak bisa memilih
kata-kata yang santun.
FRATER Dia
tidak bersalah Kapten, sayalah yang seharusnya mengerti.
KAPTEN Saya
sudah menasehatinya setiap kali, bahwa mereka harus belajar menggunakan
pikirannya, dan bukan melulu perasaannya.
FRATER Dia
perlu pelampiasan. Bukankah seluruh hidupnya dihabiskan melulu hanya untuk
rutinitas kerja ? dengan memberinya kesempatan untuk menggunakan perasaannya,
sedikit banyak mereka akan merasa sedikit terhibur.
KAPTEN Ya
… bukan cuma mereka sebenarnya, saya sendiripun sangat membutuhkan hiburan.
LONCENG PUKUL SATU MALAM
KAPTEN Oh
... subuh nanti saya harus memberi aba – aba kepada para algojo untuk
menarik picu, dan ... oh saya tak dapat membayangkannya.
FRATER Saya
mengerti, Kapten. Seringkali kita dipojokkan untuk menentukan salah satu
pilihan di antara berbagai pilihan yang ada, yang sebenarnya sama – sama tidak
nikmatnya. Bahkan seringkali pula kita dipaksa dalam situasi yang
tanpa pilihan. Dan dalam kasus yang tengah Kapten hadapi ini, pilihan – pilihan
itu sangat tipis jaraknya, dan kabur. Tetapi Kapten, sejarah telah membuktikan
bahwa hanya mereka yang dapat menentukan salah satu pilihan tersebut dengan
tepat dialah yang akan menjadi manusia terhormat.
KAPTEN Dan
Frater sendiri berdiri pada pilihan yang mana ?
FRATER Profesi
saya mengijinkan saya untuk tidak memilih salah satu pilihan diantara dua ujung
pilihan yang saling bertentangan.
SIPIR MUNCUL
LESU
FRATER Bagaimana
? apakah dia …
SIPIR
II (
Cuma menggeleng lesu )
FRATER Apakah
dia berkata kepadamu bahwa dia mengenaliku ?
SIPIR
II Tidak.
Dia tidak mengatakan apa-apa tetapi dia mengenal anda.
FRATER Bagaimana
kau tahu bahwa dia mengenaliku ?
SIPIR
II Kami
dapat membaca perasaannya.
FRATER Perempuan
macam apa dia ? sejak dia menolakku, apakah itu berarti bahwa dia adalah
pribadi yang lebih baik daripada aku.
KAPTEN Tetapi
dia pun menolak untuk menandatangani Surat Permohonan kepada Presiden supaya
melindunginya dari hukuman mati.
FRATER Barangkali
itu merupakan tanda bahwa dia lebih baik daripada Kepala Negara.
SIPIR
II Tak
perlu risau Frater. Penolakannya untuk bertemu dengan anda bukan di tujukan
kepada diri anda pribadi, tetapi kepada dunia dan setiap orang yang ada di
dunia ini.
TERDENGAR
LOLONGAN PEREMPUAN
FRATER Suara
apa itu, Kapten ?
KAPTEN Seperti
dari lorong yang jauh.
SIPIR
I Itu
suara dari selnya.
FRATER Santo
Petrus !
KAPTEN Sipir,
coba kalian tengok asal suara itu !
SIPIR Siap
Kapten !
SIPIR MELANGKAH MENUJU
LORONG ITU, SEBENTAR MUNCUL LAGI DENGAN BERLARI DAN BERTERIAK – TERIAK
BARENG Frater
! Frater !
FRATER Ada
apa ? kenapa kau berlari – lari dan berteriak – teriak seperti anak kecil
begini ?
SIPIR
II Frater
! bila Presiden secara pribadi menyuruh saya untuk minta anda datang menghadap
kepadanya, kiranya saya tak akan hanyut oleh perasaan yang berlebihan seperti
ini. Tetapi , Frater ... dia Frater perempuan itu.
FRATER Dia
? kenapa dia ?
SIPIR
I Dia
... wanita itu ingin bertemu dengan anda.
Kapten Biarkan
dia bertemu dengan Frater, Sipir mari kita tinggalkan mereka.
BARENG Siap
Kapten !
ANGIN MATI
LONCENG PUKUL 2 DINI HARI
KAPTEN DAN SIPIR MENYINGKIR.
PEREMPUAN ITU MUNCUL
DALAM KEMEGAHANNYA.
IA BERDIRI AGUNG DAN ALANGKAH ANGKUHNYA WAJAHNYA KUSUT DAN
DINGIN.
MATANYA TEDUH DAN LIAR TUBUHNYA BAGAI PATUNG LILIN TAPI PERKASA.
IA MASIH TEGAK BERDIRI MENGALAHKAN PEMBAWA LAUTAN DAN GUNUNG – GUNUNG
FRATER SEDANG
MENDAKI PUNCAK – PUNCAKNYA
FRATER Apa
yang ingin kau katakan padaku ?
FIRDAUS Apa
yang Frater inginkan dariku ?
FRATER Tak
ada.
FIRDAUS Tak
ada ? benar tak ada Frater ?
FRATER Eee
... baiklah, aku hanya ingin menolongmu untuk menghadapi ( menghela nafas ).
FIRDAUS Hentikan
itu ! maaf, Frater. Aku hargai niat baik Frater, tetapi sejauh ini aku tidak
membutuhkan pertolongan orang lain.
FRATER Eee
... baik – baiklah. Kepala penjara ini meminta kehadiranku disini
dan …
FIRDAUS ...
untuk menolongku dalam menghadapi saat – saat terakhirku dan membantu
mempersiapkan segala sesuatu yang aku perlukan sebelum mati. Bukankah begitu
Frater ?
FRATER Itu
tidak ada salahnya bukan ? dan juga untuk memenuhi adat dari bangsa yang ber –
Tuhan.
FIRDAUS Aku
tidak menyalahkan anda Frater. Tetapi lihatlah membujukku agar aku mau bertobat
dan mohon pengampunan Tuhan atas segala kejahatan yang telah kulakukan, tetapi
membiarkan mereka subuh nanti menarik picu dan membinasakan makhluk Tuhan
lainnya. Anda namai tugas macam apa itu Frater ?
FRATER Apakah
kau mulai sarkastis terhadap profesiku ?
FIRDAUS Aku
tidak beranggapan demikian. Ya, barangkali aku hanya salah mengartikan
peristiwa ini. Maafkan aku frater.
FRATER Tidak,
tidak, kau tidak bersalah. Cuma kau terlalu jujur, kau takut apa yang akan
terjadi padamu subuh nanti. ( terharu )
FIRDAUS Adakah
orang yang tidak takut mati ?
FRATER Mungkin.
FIRDAUS Mungkin
?
FRATER Ya
mungkin.
FIRDAUS Jadi
benar, aku adalah salah satu dari kemungkinan itu.
FRATER Itu
tak boleh terjadi padamu.
FIRDAUS Kenapa
?
FRATER Kau
belum bertobat dan minta pengampunan Tuhan.
FIRDAUS Tetapi
aku tidak melihat perlunya bertobat.
FRATER Kau
telah membunuh pejabat itu dan kau telah melakukan kejahatan besar.
FIRDAUS Apa
yang dinamakan kejahatan, bukanlah kejahatan.
FRATER Kau
telah melakukan pembunuhan, tetapi kau menolak mengakuinya sebagai tindakan
kejahatan, apa maksudmu ?
FIRDAUS Karena
aku punya alasan kenapa aku membunuh, dan meskipun pembunuhan itu tidak
kurencanakan.
FRATER Apa
alasannya ?
FIRDAUS Karena
dia pantas mati !
FRATER Tetapi
urusan hidup dan mati bukanlah hakmu !
FIRDAUS Ya
aku tahu. Tetapi ketika aku membunuhnya, bukan aku yang
melakukannya. Juga bukan pisau yang kuhujamkan ketubuhnya itu yang
melakukannya. Melainkan ada sesuatu kekuatan lain dan itulah yang
telah membunuhnya. Dan dia bernama KEBENARAN !
FRATER Kebenaran
? kau tahu tentang kebenaran ?
FIRDAUS Kebenaran
yang membunuh !
FRATER Santo
Petrus.
MENDADAK HENING
FIRDAUS Maafkan
aku Frater. Frater kecewa menemuiku ?
FRATER Tidak,
tidak, anakku. Justru aku berbahagia.
FIRDAUS Kenapa
demikian ?
FRATER Karena
aku bertemu anak yang jujur dan manis.
FIRDAUS Aku
bukan orang baik.
FRATER Tidak.
Kau anak baik. Aku dapat melihatnya dari dalam matamu, kau anak baik dan lemah
lembut.
FIRDAUS Kulitku
halus tetapi hatiku keras. Suaraku halus bukan karena lemah lembut, tetapi
kehalusan watak yang kejam. Dan gigitanku mematikan. Tidak Frater, aku bukan
orang baik.
FRATER Seandainya
kau tidak baik, tentu ada sebabnya. Setan telah membujukmu !
FIRDAUS Aku
tak pernah bertemu setan. Yang kutemui cuma ayah, paman, suamiku, para lelaki
yang telah menampungku dan kawan – kawannya, dan para penguasa.
FRATER Kau
punya masa lalu, ceritakanlah !
FIRDAUS Semuanya
gelap.
FRATER Bagaimana
mulanya ?
LONCENG PUKUL 3
DINI HARI HENING KUSUT
FIRDAUS Aku
lari dari rumah ayah ketika aku baru menginjak remaja, setelah ia memperkosaku.
FRATER Ayahmu
?
FIRDAUS Bukan
yang pertama kali.
FRATER Santo
Petrus.
FIRDAUS Lalu
aku minggat ke rumah paman yang akhirnya menjualku dengan imbalan mas kawin
kepada seorang lelaki yang setiap hari memukuli muka dan tubuhku. Cuma lima
hari aku bertahan dirumah suamiku itu.
FRATER Lalu.
FIRDAUS Aku
lari kejalanan. Hidup di jalanan. Di tampung oleh lelaki – lelaki yang setiap
hari memperkosaku atau menjualku kepada kawan – kawannya dengan harga murah.
Terlempar dari germo yang satu ke germo yang lain dan dipekerjakan siang dan
malam lebih dari sapi perahan. Tetapi kemudian aku memutuskan untuk menjadi
pelacur tanpa harus terikat dengan siapapun. Dan kebetulan wajahku cantik,
tubuhku padat berisi, hidup dengan otot serta mengisyaratkan nafsu, maka dalam
waktu yang singkat aku menjadi pelacur kelas satu dan terpandang diantara
lainnya sebab aku sering menyumbang panti asuhan atau proyek amal lainnya.
FRATER Santo
Petrus ! kau tidak berusaha untuk bekerja yang lebih baik, bekerja yang lebih
terhormat ?
FIRDAUS Pernah,
sebagai karyawati rendahan di sebuah perusahaan besar. Tetapi akhirnya aku
menyadari bahwa sebagai pelacur aku telah dipandang dengan lebih hormat dan
dihargai lebih tinggi daripada semua karyawati atau pekerja perempuan lainnya.
Aku tahu bahwa seorang karyawati lebih takut kehilangan nyawanya. Seorang
karyawati takut kehilangan pekerjaannya sehingga rela diperlakukan sebagai
pelacur oleh majikan mereka karena mereka tidak mengerti bahwa kehidupan
seorang pelacur pada kenyataannya lebih baik daripada kehidupan mereka.
FRATER Santo
Petrus ! kau harus memohon ampunan anakku, jika bukan untuk pembunuhan yang
telah kau lakukan, kau dapat memohon ampun untuk profesi yang telah kau jalani
selama ini sebagai …
FIRDAUS Pelacur
?
FRATER Ya !
FIRDAUS Dan
apakah Frater bisa menyebutkan di antara berjuta profesi yang ada yang bukan
pelacur ? Frater, kita semua adalah pelacur yang menjual diri dengan
macam – macam nama dan harga !
FRATER Santo
Petrus !
FIRDAUS Santo
Petrus ! Frater, tidak sesaat pun aku ragu – ragu mengenai integritas dan kehormatan
diri sendiri sebagai perempuan. Aku tahu bahwa profesiku telah diciptakan oleh
lelaki. Lelaki memaksa perempuan menjual tubuh mereka dengan harga tertentu,
dan bahwa tubuh yang paling murah dibayar adalah tubuh sang isteri. Semua
perempuan adalah pelacur dalam satu atau lain bentuk.
FRATER Santo
Petrus ! Dengarlah, anakku dengarlah ! baik ayah, paman dan suamimu,
serta lelaki-lelaki yang telah menampungmu maupun siapa saja dari kawan –
kawannya, tidak menyadari hargamu, kerena kau gagal untuk memberikan nilai
cukup tinggi kepada dirimu. Lelaki tidak tahu nilai seorang perempuan, anakku.
Perempuan itulah yang menentukan nilai dirinya. Semakin tinggi kau menaruh
harga bagi dirimu, semakin mereka menyadari hargamu sebenarnya. Dan kini lihatlah,
semua yang telah kau lakukan ini hanyalah akibat dendammu pada ayah, paman,
suamimu, dan kenyataan buruk masa lalumu !
FIRDAUS Bukan
! Tetapi karena aku telah sadar mengenai kenyataan, mengenai kebenaran ! (
MENGGELEGAK ). Semua perempuan adalah korban penipuan ! lelaki memaksakan
penipuan kepada perempuan, kemudian menghukum mereka karena telah tertipu.
Menindas mereka ketingkat terbawah, dan menghukum mereka karena telah jatuh
begitu rendah. Mengikat mereka dalam perkawinan, dan menghukum mereka dengan
kerja kasar sepanjang umur mereka. Menghantam mereka dengan penghinaan atau
dengan pukulan. Aku sadar, bahwa yang paling sedikit diperdayakan dari semua
perempuan adalah pelacur.
TERDENGAR LOLONGAN PEREMPUAN
LONCENG PUKUL 4 DINI HARI
HENING
FIRDAUS Anda
lelah Frater ?
FRATER Tidak,
aku mendengarkan, dan menikmatinya.
FIRDAUS Anda
lelah. Baiklah. Inilah kisah terakhirku yang menyebabkanku terseret ke penjara
ini dan dijatuhi hukuman mati. Suatu hari seorang pejabat tinggi yang
berpangkat Jenderal datang kepadaku. Dia berkata bahwa seorang tokoh yang amat
penting dari Negara tetangga datang pagi itu dan menemui Presiden dalam acara
Kunjungan Kenegaraan. Dalam satu kesempatan ditengah acara jamuan makan siang Kepala
Negara memberi tahu dan memperlihatkan fotoku kepada tamu tersebut. Maka tamu
tersebut ingin memesanku.
FRATER Lalu
kau pergi kepadanya ?
FIRDAUS Seorang
pelacur selalu mengatakan “ ya ” dan kemudian menyebutkan harganya. Bila ingin
mengatakan “ tidak ” dia berhenti menjadi pelacur. Dan aku bukanlah seorang
pelacur dalam arti yang sepenuhnya, maka sewaktu –waktu aku mengatakan “ tidak
”.
FRATER Kenapa
“ tidak ” ?
FIRDAUS Aku
benci penguasa.
FRATER Kenapa
soalnya ?
FIRDAUS Karena
yang ada pada mereka hanyalah kerakusan dan kepribadian yang penuh distorsi.
FRATER Hati
– hati bicaramu.
FIRDAUS Aku
cukup waras.
FRATER Tapi
kau bicara tanpa bukti.
FIRDAUS Bukti
? setiap hari aku melihatnya. Seorang penguasa yang memiliki pelayan perempuan
dan selir sebanyak tentaranya. Juga seorang penguasa yang suka membunuh dan
menyiksa orang. Penguasa yang ketiga suka makanan, uang dan menimbun kekayaan tanpa
batas. Seorang penguasa yang lain adalah yang begitu mencinta dan mengampuni
dirinya sendiri sehingga baginya tak ada orang lain. Dan yang terakhir adalah
seorang penguasa yang selalu ketakutan akan berbagai komplotan dan
persekongkolan, sehingga dia menghabiskan waktunya dengan mengacaukan fakta –
fakta sejarah dan memcoba memperdaya rakyatnya.
FRATER Eee
... itu bisa saja terjadi. Tetapi bukankah kau seorang, maaf
pelacur. Jadi apakah kau tidak tergiur oleh uangnya ? beliau pasti
sangat mungkin untuk membayarmu dengan harga yang melebihi harga termahalmu.
FIRDAUS Bagaimana
mungkin aku menyetujuinya ? yang dia perbuat hanyalah menghabiskan uang berjuta
– juta yang dia ambil dari rakyatnya yang mati kelaparan untuk diberikan kepada
pelacur. Aku menolak pergi ke lelaki macam itu. Negeri ini dapat mereka miliki,
tetapi tubuhku adalah milikku pribadi.
FRATER Lalu
apa yang kau maui sebenarnya ?
FIRDAUS Tak
ada.
FRATER Tetapi
kenapa kau menolaknya ?
FIRDAUS Karena
aku tak mau pergi kepadanya.
FRATER Ah
… bagaimana kau ini ? pastilah pejabat itu Jenderal itu sangat marah dan
tersinggung dengan sikapmu itu.
FIRDAUS Ya
benar dan aku tahu apa sebabnya. Aku tahu bahwa dia hanyalah menerima perintah,
dan setiap perintah yang diberikan kepadanya telah dia nilai sebagai tugas
nasional yang bersifat suci. Apakah dia membawaku ke penjara ataukah ke ranjang
tamu penting itu, baginya sama saja. Dimana terkait soal nasional. Seorang
pelacur dapat diberi pernghormatan tertinggi, dan pembunuhan dapat menjadi
suatu perbuatan heroik. Aku tetap pada pendirianku “ tidak ”.
FRATER Kau
berkata seperti itu, sepertinya kau sama sekali tidak merasa takut kepadanya
dan kepada kemungkinan terburuk dari apa yang dapat diperbuatnya.
FIRDAUS Mula-mula
ya. Tetapi ketika dia mulai mengancamku dan mengucapkan kata –kata kotor sambil
mendekatiku, aku mulai takut juga. Terlebih ketika ia mulai merogoh sakunya
mengeluarkan pisau dari dalamnya, aku merasa takut luar biasa. Rasa takut yang
menguasaiku bertahun – tahun seperti ketika aku berhadapan dengan ayah, paman
suamiku dan setiap lelaki yang pernah lewat dalam hidupku. Dan kini dia
Jenderal itu tengah memanfaatkan rasa takutku. Dia terus maju mendesakku.
Dia mencengkeram tubuhku. Lalu tiba – tiba aku mendorongnya terlempar
kebelakang, dan pisau itu lepas dari tangannya serta jatuh tepat didepan
kakiku. Aku memungutnya. Dan saat itulah aku melihat rasa takut dimatanya aku
dapat membacanya. Aku telah menghancurkan semua topeng dan mengungkapkan
apa yang terselubung di belakangnya. Aku angkat tanganku tinggi – tinggi dan
pisau itu tergenggam dengan mantap. Lalu segalanya berjalan dengan cepat,
sangat cepat !
FRATER Santo
Petrus ! jadi benar-benar kau telah membunuhnya. Kau seorang penjahat.
FIRDAUS Aku
seorang pembunuh, tetapi aku tidak melakukan kejahatan, sebab aku hanya
membunuh penjahat.
FRATER Tetapi
beliau seorang pejabat tinggi, seorang Menteri dan seorang
pahlawan. Beliau bukan penjahat.
FIRDAUS Bagiku
perbuatan Menteri dan Presidennya sekalian tidaklah lebih dari kejahatan.
FRATER Santo
Petrus ! kau benar-benar seorang penjahat.
FIRDAUS Tak
ada seorang perempuan yang dapat menjadi penjahat. Untuk menjadi penjahat
hanyalah lelaki.
FRATER Coba
lihat, apa yang barusan kau katakan !
FIRDAUS Aku
mengatakan yang sebenarmya, dan kebenaran itu adalah liar dan berbahaya !
FRATER Santo
Petrus.
FRATER ROBOH
FIRDAUS MENGGELEGAK
TERDENGAR LOLONGAN
PEREMPUAN
FIRDAUS PUN MELOLONG
BAGAI SERIGALA MURKA
FIRDAUS Aku
tahu apa sebabnya kalian begitu takutnya kepadaku. Akulah satu – satunya
perempuan yang telah membuka kedok kalian dan memperlihatkan muka kenyataan
buruk kalian. Kalian menghukumku sampai mati bukan karena aku telah membunuh
pejabat itu, Tetapi karena kalian takut untuk membiarkan aku hidup. Hidupku
berarti kematian kalian, kematianku berarti hidup kalian. Aku telah menang atas
keduanya, kehidupan dan kematian, karena aku tidak mengharapkan apa – apa dan
tidak takut apa – apa. Sebab selama hidup adalah keinginan dan harapan,
ketakutan kita yang memperbudak kita. Kebebasan yang kunikmati membuat kalian
marah. Kalian ingin ada sesuatu yang kuharapkan dan kutakutkan, kemudian kalian
akan memperbudakku lagi. Tidak !
TERDENGAR LOLONGAN PEREMPUAN
FIRDAUS PUN MELOLONG
BAGAI SERIGALA
MENDADAK HENING
LONCENG PUKUL 5 PAGI
POLISI Waktumu
telah tiba. Untuk yang terakhir kali, sekali lagi, meskipun tipis ada harapan
kau dibebaskan jika kau mengirim Surat Permohonan Pengampunan kepada Presisen
dan minta maaf atas kejahatan yang telah kau lakukan.
FIRDAUS Jika
kau keluar lagi dan memasuki kehidupan yang menjadi milik kalian, aku tidak
akan berhenti membunuh. Jadi apa gunanya aku menyampaikan permohonan
pengampunan kepada Presiden.
POLISI Itu
artinya kau memilih mati ?
FIRDAUS Setiap
orang harus mati. Aku lebih suka mati karena kejahatan yang kulakukan daripada
karena salah satu kejahatan yang kau lakukan.
MUNCUL KAPTEN, SIPIR DAN
FRATER
KAPTEN Bagaimana
?
POLISI Dia
tetap menolak Surat Permohonan Pengampunan itu, Kapten.
KAPTEN Baiklah
kalau begitu. Mari kita berangkat.
FRATER Sebentar.
Untuk yang terakhir kali, siapa namamu ?
FIRDAUS Firdaus.
FRATER Firdaus
?
KAPTEN Mari
kita berangkat !
MEREKA BERANGKAT
TIBA – TIBA DARI JAUH
TERDENGAR SUARA TEMBAKAN
FRATER TERKESIAP
KAPTEN DAN SIPIR MUNCUL
LAGI
KAPTEN TERHUYUNG BAGAI
PUISI PURBA
FRATER Kenapa
Kapten ? ada apa ?
KAPTEN Suaranya
sekarang tak ada, tetapi terus menerus bergema di dalam telinga, bergetar dalam
kepala, menggoncangkan segalanya, menyebarkan rasa takut, rasa takut dari
kebenaran yang membunuh. Kekuatan kebenaran, sama liar, sama sederhananya, dan
lembut seperti anak kecil yang belum belajar berdusta.
FRATER Kita
sudah berusaha Kapten.
KAPTEN Ya,
kita sudah berusaha. Mungkin, entahlah ( KEPADA SIPIR ) Sipir, rawatlah penjara
ini baik – baik.
SIPIR
II Apa
maksud Kapten ?
SIPIR
I Ya,
apa yang anda maksud, Kapten ?
KSAPTEN Aku
lelah, letih, aku mesti undur diri.
FRATER Letih
?
KAPTEN Dan
malu. Permisi Frater dan kalian Sipir.
KAPTEN MELANGKAH PERGI
BARENG (
MEMBERI HORMAT ) Siap kapten !
LONCENG PUKUL 12 MALAM
TERDENGAR LOLONGAN SEORANG PEREMPUAN
KAPTEN ( KEPALA PENJARA ) SEORANG SIPIR PEREMPUAN, DAN FRATER ADA
DISANA
KAPTEN Saya
belum pernah menjumpai orang seperti dia, di dalam maupun diluar penjara ini.
Dia menolak semua pengunjung dan tidak mau berbicara dengan siapapun juga.
Biasanya dia tidak menyentuh makanan sama sekali dan tetap tidak tidur sampai
pagi hari. Suatu hari dia minta pena dan kertas, kemudian dia habiskan waktu
berjam – jam lamanya dengan membungkuk di atas pena dan kertas itu tanpa
bergerak. Saya tidak dapat mengatakan apakah dia menulis sebuah surat atau
berbuat yang lainya. Barangkali dia tidak menulis apa-apa.
FRATER Jadi
demikian keadaanya.
KAPTEN Ya
… benar Frater, dan yang lebih mengherankan lagi sedikitpun dia tidak merasa
bersalah bahkan terbesit rasa kebanggaan yang aneh.
SIPIR
I Kita
akan menembaknya besok pagi. Apa gunanya Frater atau orang lain bagi dia ?
biarkan saja dia !
FRATER Aku
sama sekali tidak berurusan dengan para penguasa baik di tempat ini maupun di
tempat lain.
SIPIR
I Itulah
yang selalu mereka katakan.
FRATER Apa
sebabnya kau naik pitam, seakan-akan akulah yang akan menembaknya besok pagi ?
kau pikir dia itu tidak bersalah, bahwa dia tidak membunuh pejabat itu ?
SIPIR
I Pembunuh
atau bukan, dia adalah seorang perempuan yang tidak bersalah, dan dia tidak
perlu dihukum mati. Mereka itulah yang harus ditembak mati !
FRATER Mereka
? siapa yang kau maksud dengan “ mereka “.
SIPIR
II Bagaimana
mungkin bahwa hanya Frater sendiri saja yang tidak mengenal mereka itu ?
KAPTEN Sipir,
kau sangat tidak pantas berbicara seperti itu kepada Frater kita ini.
SIPIR
I Maaf,
Kapten, tetapi kami hanya mengatakan apa yang kami tahu.
KAPTEN Tetapi
tidak kulihat sesuatu yang dapat kau jadikan alasan untuk memcurigai Frater.
SIPIR
I Siap
Kapten !
KAPTEN Sudahlah.
Sekarang kalian pergilah kesana dan tanyailah perempuan itu, apakah dia mau
bertemu dengan Frater ?
BARENG Siap
Kapten !
SIPIR MELANGKAH MENUJU LORONG ITU
KAPTEN Maafkan
mereka Frater, seluruh hidupnya hanya dihabiskan untuk membersihkan lantai
gedung penjara ini. Hingga terkadang mereka tidak bisa memilih
kata-kata yang santun.
FRATER Dia
tidak bersalah Kapten, sayalah yang seharusnya mengerti.
KAPTEN Saya
sudah menasehatinya setiap kali, bahwa mereka harus belajar menggunakan
pikirannya, dan bukan melulu perasaannya.
FRATER Dia
perlu pelampiasan. Bukankah seluruh hidupnya dihabiskan melulu hanya untuk
rutinitas kerja ? dengan memberinya kesempatan untuk menggunakan perasaannya,
sedikit banyak mereka akan merasa sedikit terhibur.
KAPTEN Ya
… bukan cuma mereka sebenarnya, saya sendiripun sangat membutuhkan hiburan.
LONCENG PUKUL SATU MALAM
KAPTEN Oh
... subuh nanti saya harus memberi aba – aba kepada para algojo untuk
menarik picu, dan ... oh saya tak dapat membayangkannya.
FRATER Saya
mengerti, Kapten. Seringkali kita dipojokkan untuk menentukan salah satu
pilihan di antara berbagai pilihan yang ada, yang sebenarnya sama – sama tidak
nikmatnya. Bahkan seringkali pula kita dipaksa dalam situasi yang
tanpa pilihan. Dan dalam kasus yang tengah Kapten hadapi ini, pilihan – pilihan
itu sangat tipis jaraknya, dan kabur. Tetapi Kapten, sejarah telah membuktikan
bahwa hanya mereka yang dapat menentukan salah satu pilihan tersebut dengan
tepat dialah yang akan menjadi manusia terhormat.
KAPTEN Dan
Frater sendiri berdiri pada pilihan yang mana ?
FRATER Profesi
saya mengijinkan saya untuk tidak memilih salah satu pilihan diantara dua ujung
pilihan yang saling bertentangan.
SIPIR MUNCUL
LESU
FRATER Bagaimana
? apakah dia …
SIPIR
II (
Cuma menggeleng lesu )
FRATER Apakah
dia berkata kepadamu bahwa dia mengenaliku ?
SIPIR
II Tidak.
Dia tidak mengatakan apa-apa tetapi dia mengenal anda.
FRATER Bagaimana
kau tahu bahwa dia mengenaliku ?
SIPIR
II Kami
dapat membaca perasaannya.
FRATER Perempuan
macam apa dia ? sejak dia menolakku, apakah itu berarti bahwa dia adalah
pribadi yang lebih baik daripada aku.
KAPTEN Tetapi
dia pun menolak untuk menandatangani Surat Permohonan kepada Presiden supaya
melindunginya dari hukuman mati.
FRATER Barangkali
itu merupakan tanda bahwa dia lebih baik daripada Kepala Negara.
SIPIR
II Tak
perlu risau Frater. Penolakannya untuk bertemu dengan anda bukan di tujukan
kepada diri anda pribadi, tetapi kepada dunia dan setiap orang yang ada di
dunia ini.
TERDENGAR
LOLONGAN PEREMPUAN
FRATER Suara
apa itu, Kapten ?
KAPTEN Seperti
dari lorong yang jauh.
SIPIR
I Itu
suara dari selnya.
FRATER Santo
Petrus !
KAPTEN Sipir,
coba kalian tengok asal suara itu !
SIPIR Siap
Kapten !
SIPIR MELANGKAH MENUJU
LORONG ITU, SEBENTAR MUNCUL LAGI DENGAN BERLARI DAN BERTERIAK – TERIAK
BARENG Frater
! Frater !
FRATER Ada
apa ? kenapa kau berlari – lari dan berteriak – teriak seperti anak kecil
begini ?
SIPIR
II Frater
! bila Presiden secara pribadi menyuruh saya untuk minta anda datang menghadap
kepadanya, kiranya saya tak akan hanyut oleh perasaan yang berlebihan seperti
ini. Tetapi , Frater ... dia Frater perempuan itu.
FRATER Dia
? kenapa dia ?
SIPIR
I Dia
... wanita itu ingin bertemu dengan anda.
Kapten Biarkan
dia bertemu dengan Frater, Sipir mari kita tinggalkan mereka.
BARENG Siap
Kapten !
ANGIN MATI
LONCENG PUKUL 2 DINI HARI
KAPTEN DAN SIPIR MENYINGKIR.
PEREMPUAN ITU MUNCUL
DALAM KEMEGAHANNYA.
IA BERDIRI AGUNG DAN ALANGKAH ANGKUHNYA WAJAHNYA KUSUT DAN
DINGIN.
MATANYA TEDUH DAN LIAR TUBUHNYA BAGAI PATUNG LILIN TAPI PERKASA.
IA MASIH TEGAK BERDIRI MENGALAHKAN PEMBAWA LAUTAN DAN GUNUNG – GUNUNG
FRATER SEDANG
MENDAKI PUNCAK – PUNCAKNYA
FRATER Apa
yang ingin kau katakan padaku ?
FIRDAUS Apa
yang Frater inginkan dariku ?
FRATER Tak
ada.
FIRDAUS Tak
ada ? benar tak ada Frater ?
FRATER Eee
... baiklah, aku hanya ingin menolongmu untuk menghadapi ( menghela nafas ).
FIRDAUS Hentikan
itu ! maaf, Frater. Aku hargai niat baik Frater, tetapi sejauh ini aku tidak
membutuhkan pertolongan orang lain.
FRATER Eee
... baik – baiklah. Kepala penjara ini meminta kehadiranku disini
dan …
FIRDAUS ...
untuk menolongku dalam menghadapi saat – saat terakhirku dan membantu
mempersiapkan segala sesuatu yang aku perlukan sebelum mati. Bukankah begitu
Frater ?
FRATER Itu
tidak ada salahnya bukan ? dan juga untuk memenuhi adat dari bangsa yang ber –
Tuhan.
FIRDAUS Aku
tidak menyalahkan anda Frater. Tetapi lihatlah membujukku agar aku mau bertobat
dan mohon pengampunan Tuhan atas segala kejahatan yang telah kulakukan, tetapi
membiarkan mereka subuh nanti menarik picu dan membinasakan makhluk Tuhan
lainnya. Anda namai tugas macam apa itu Frater ?
FRATER Apakah
kau mulai sarkastis terhadap profesiku ?
FIRDAUS Aku
tidak beranggapan demikian. Ya, barangkali aku hanya salah mengartikan
peristiwa ini. Maafkan aku frater.
FRATER Tidak,
tidak, kau tidak bersalah. Cuma kau terlalu jujur, kau takut apa yang akan
terjadi padamu subuh nanti. ( terharu )
FIRDAUS Adakah
orang yang tidak takut mati ?
FRATER Mungkin.
FIRDAUS Mungkin
?
FRATER Ya
mungkin.
FIRDAUS Jadi
benar, aku adalah salah satu dari kemungkinan itu.
FRATER Itu
tak boleh terjadi padamu.
FIRDAUS Kenapa
?
FRATER Kau
belum bertobat dan minta pengampunan Tuhan.
FIRDAUS Tetapi
aku tidak melihat perlunya bertobat.
FRATER Kau
telah membunuh pejabat itu dan kau telah melakukan kejahatan besar.
FIRDAUS Apa
yang dinamakan kejahatan, bukanlah kejahatan.
FRATER Kau
telah melakukan pembunuhan, tetapi kau menolak mengakuinya sebagai tindakan
kejahatan, apa maksudmu ?
FIRDAUS Karena
aku punya alasan kenapa aku membunuh, dan meskipun pembunuhan itu tidak
kurencanakan.
FRATER Apa
alasannya ?
FIRDAUS Karena
dia pantas mati !
FRATER Tetapi
urusan hidup dan mati bukanlah hakmu !
FIRDAUS Ya
aku tahu. Tetapi ketika aku membunuhnya, bukan aku yang
melakukannya. Juga bukan pisau yang kuhujamkan ketubuhnya itu yang
melakukannya. Melainkan ada sesuatu kekuatan lain dan itulah yang
telah membunuhnya. Dan dia bernama KEBENARAN !
FRATER Kebenaran
? kau tahu tentang kebenaran ?
FIRDAUS Kebenaran
yang membunuh !
FRATER Santo
Petrus.
MENDADAK HENING
FIRDAUS Maafkan
aku Frater. Frater kecewa menemuiku ?
FRATER Tidak,
tidak, anakku. Justru aku berbahagia.
FIRDAUS Kenapa
demikian ?
FRATER Karena
aku bertemu anak yang jujur dan manis.
FIRDAUS Aku
bukan orang baik.
FRATER Tidak.
Kau anak baik. Aku dapat melihatnya dari dalam matamu, kau anak baik dan lemah
lembut.
FIRDAUS Kulitku
halus tetapi hatiku keras. Suaraku halus bukan karena lemah lembut, tetapi
kehalusan watak yang kejam. Dan gigitanku mematikan. Tidak Frater, aku bukan
orang baik.
FRATER Seandainya
kau tidak baik, tentu ada sebabnya. Setan telah membujukmu !
FIRDAUS Aku
tak pernah bertemu setan. Yang kutemui cuma ayah, paman, suamiku, para lelaki
yang telah menampungku dan kawan – kawannya, dan para penguasa.
FRATER Kau
punya masa lalu, ceritakanlah !
FIRDAUS Semuanya
gelap.
FRATER Bagaimana
mulanya ?
LONCENG PUKUL 3
DINI HARI HENING KUSUT
FIRDAUS Aku
lari dari rumah ayah ketika aku baru menginjak remaja, setelah ia memperkosaku.
FRATER Ayahmu
?
FIRDAUS Bukan
yang pertama kali.
FRATER Santo
Petrus.
FIRDAUS Lalu
aku minggat ke rumah paman yang akhirnya menjualku dengan imbalan mas kawin
kepada seorang lelaki yang setiap hari memukuli muka dan tubuhku. Cuma lima
hari aku bertahan dirumah suamiku itu.
FRATER Lalu.
FIRDAUS Aku
lari kejalanan. Hidup di jalanan. Di tampung oleh lelaki – lelaki yang setiap
hari memperkosaku atau menjualku kepada kawan – kawannya dengan harga murah.
Terlempar dari germo yang satu ke germo yang lain dan dipekerjakan siang dan
malam lebih dari sapi perahan. Tetapi kemudian aku memutuskan untuk menjadi
pelacur tanpa harus terikat dengan siapapun. Dan kebetulan wajahku cantik,
tubuhku padat berisi, hidup dengan otot serta mengisyaratkan nafsu, maka dalam
waktu yang singkat aku menjadi pelacur kelas satu dan terpandang diantara
lainnya sebab aku sering menyumbang panti asuhan atau proyek amal lainnya.
FRATER Santo
Petrus ! kau tidak berusaha untuk bekerja yang lebih baik, bekerja yang lebih
terhormat ?
FIRDAUS Pernah,
sebagai karyawati rendahan di sebuah perusahaan besar. Tetapi akhirnya aku
menyadari bahwa sebagai pelacur aku telah dipandang dengan lebih hormat dan
dihargai lebih tinggi daripada semua karyawati atau pekerja perempuan lainnya.
Aku tahu bahwa seorang karyawati lebih takut kehilangan nyawanya. Seorang
karyawati takut kehilangan pekerjaannya sehingga rela diperlakukan sebagai
pelacur oleh majikan mereka karena mereka tidak mengerti bahwa kehidupan
seorang pelacur pada kenyataannya lebih baik daripada kehidupan mereka.
FRATER Santo
Petrus ! kau harus memohon ampunan anakku, jika bukan untuk pembunuhan yang
telah kau lakukan, kau dapat memohon ampun untuk profesi yang telah kau jalani
selama ini sebagai …
FIRDAUS Pelacur
?
FRATER Ya !
FIRDAUS Dan
apakah Frater bisa menyebutkan di antara berjuta profesi yang ada yang bukan
pelacur ? Frater, kita semua adalah pelacur yang menjual diri dengan
macam – macam nama dan harga !
FRATER Santo
Petrus !
FIRDAUS Santo
Petrus ! Frater, tidak sesaat pun aku ragu – ragu mengenai integritas dan kehormatan
diri sendiri sebagai perempuan. Aku tahu bahwa profesiku telah diciptakan oleh
lelaki. Lelaki memaksa perempuan menjual tubuh mereka dengan harga tertentu,
dan bahwa tubuh yang paling murah dibayar adalah tubuh sang isteri. Semua
perempuan adalah pelacur dalam satu atau lain bentuk.
FRATER Santo
Petrus ! Dengarlah, anakku dengarlah ! baik ayah, paman dan suamimu,
serta lelaki-lelaki yang telah menampungmu maupun siapa saja dari kawan –
kawannya, tidak menyadari hargamu, kerena kau gagal untuk memberikan nilai
cukup tinggi kepada dirimu. Lelaki tidak tahu nilai seorang perempuan, anakku.
Perempuan itulah yang menentukan nilai dirinya. Semakin tinggi kau menaruh
harga bagi dirimu, semakin mereka menyadari hargamu sebenarnya. Dan kini lihatlah,
semua yang telah kau lakukan ini hanyalah akibat dendammu pada ayah, paman,
suamimu, dan kenyataan buruk masa lalumu !
FIRDAUS Bukan
! Tetapi karena aku telah sadar mengenai kenyataan, mengenai kebenaran ! (
MENGGELEGAK ). Semua perempuan adalah korban penipuan ! lelaki memaksakan
penipuan kepada perempuan, kemudian menghukum mereka karena telah tertipu.
Menindas mereka ketingkat terbawah, dan menghukum mereka karena telah jatuh
begitu rendah. Mengikat mereka dalam perkawinan, dan menghukum mereka dengan
kerja kasar sepanjang umur mereka. Menghantam mereka dengan penghinaan atau
dengan pukulan. Aku sadar, bahwa yang paling sedikit diperdayakan dari semua
perempuan adalah pelacur.
TERDENGAR LOLONGAN PEREMPUAN
LONCENG PUKUL 4 DINI HARI
HENING
FIRDAUS Anda
lelah Frater ?
FRATER Tidak,
aku mendengarkan, dan menikmatinya.
FIRDAUS Anda
lelah. Baiklah. Inilah kisah terakhirku yang menyebabkanku terseret ke penjara
ini dan dijatuhi hukuman mati. Suatu hari seorang pejabat tinggi yang
berpangkat Jenderal datang kepadaku. Dia berkata bahwa seorang tokoh yang amat
penting dari Negara tetangga datang pagi itu dan menemui Presiden dalam acara
Kunjungan Kenegaraan. Dalam satu kesempatan ditengah acara jamuan makan siang Kepala
Negara memberi tahu dan memperlihatkan fotoku kepada tamu tersebut. Maka tamu
tersebut ingin memesanku.
FRATER Lalu
kau pergi kepadanya ?
FIRDAUS Seorang
pelacur selalu mengatakan “ ya ” dan kemudian menyebutkan harganya. Bila ingin
mengatakan “ tidak ” dia berhenti menjadi pelacur. Dan aku bukanlah seorang
pelacur dalam arti yang sepenuhnya, maka sewaktu –waktu aku mengatakan “ tidak
”.
FRATER Kenapa
“ tidak ” ?
FIRDAUS Aku
benci penguasa.
FRATER Kenapa
soalnya ?
FIRDAUS Karena
yang ada pada mereka hanyalah kerakusan dan kepribadian yang penuh distorsi.
FRATER Hati
– hati bicaramu.
FIRDAUS Aku
cukup waras.
FRATER Tapi
kau bicara tanpa bukti.
FIRDAUS Bukti
? setiap hari aku melihatnya. Seorang penguasa yang memiliki pelayan perempuan
dan selir sebanyak tentaranya. Juga seorang penguasa yang suka membunuh dan
menyiksa orang. Penguasa yang ketiga suka makanan, uang dan menimbun kekayaan tanpa
batas. Seorang penguasa yang lain adalah yang begitu mencinta dan mengampuni
dirinya sendiri sehingga baginya tak ada orang lain. Dan yang terakhir adalah
seorang penguasa yang selalu ketakutan akan berbagai komplotan dan
persekongkolan, sehingga dia menghabiskan waktunya dengan mengacaukan fakta –
fakta sejarah dan memcoba memperdaya rakyatnya.
FRATER Eee
... itu bisa saja terjadi. Tetapi bukankah kau seorang, maaf
pelacur. Jadi apakah kau tidak tergiur oleh uangnya ? beliau pasti
sangat mungkin untuk membayarmu dengan harga yang melebihi harga termahalmu.
FIRDAUS Bagaimana
mungkin aku menyetujuinya ? yang dia perbuat hanyalah menghabiskan uang berjuta
– juta yang dia ambil dari rakyatnya yang mati kelaparan untuk diberikan kepada
pelacur. Aku menolak pergi ke lelaki macam itu. Negeri ini dapat mereka miliki,
tetapi tubuhku adalah milikku pribadi.
FRATER Lalu
apa yang kau maui sebenarnya ?
FIRDAUS Tak
ada.
FRATER Tetapi
kenapa kau menolaknya ?
FIRDAUS Karena
aku tak mau pergi kepadanya.
FRATER Ah
… bagaimana kau ini ? pastilah pejabat itu Jenderal itu sangat marah dan
tersinggung dengan sikapmu itu.
FIRDAUS Ya
benar dan aku tahu apa sebabnya. Aku tahu bahwa dia hanyalah menerima perintah,
dan setiap perintah yang diberikan kepadanya telah dia nilai sebagai tugas
nasional yang bersifat suci. Apakah dia membawaku ke penjara ataukah ke ranjang
tamu penting itu, baginya sama saja. Dimana terkait soal nasional. Seorang
pelacur dapat diberi pernghormatan tertinggi, dan pembunuhan dapat menjadi
suatu perbuatan heroik. Aku tetap pada pendirianku “ tidak ”.
FRATER Kau
berkata seperti itu, sepertinya kau sama sekali tidak merasa takut kepadanya
dan kepada kemungkinan terburuk dari apa yang dapat diperbuatnya.
FIRDAUS Mula-mula
ya. Tetapi ketika dia mulai mengancamku dan mengucapkan kata –kata kotor sambil
mendekatiku, aku mulai takut juga. Terlebih ketika ia mulai merogoh sakunya
mengeluarkan pisau dari dalamnya, aku merasa takut luar biasa. Rasa takut yang
menguasaiku bertahun – tahun seperti ketika aku berhadapan dengan ayah, paman
suamiku dan setiap lelaki yang pernah lewat dalam hidupku. Dan kini dia
Jenderal itu tengah memanfaatkan rasa takutku. Dia terus maju mendesakku.
Dia mencengkeram tubuhku. Lalu tiba – tiba aku mendorongnya terlempar
kebelakang, dan pisau itu lepas dari tangannya serta jatuh tepat didepan
kakiku. Aku memungutnya. Dan saat itulah aku melihat rasa takut dimatanya aku
dapat membacanya. Aku telah menghancurkan semua topeng dan mengungkapkan
apa yang terselubung di belakangnya. Aku angkat tanganku tinggi – tinggi dan
pisau itu tergenggam dengan mantap. Lalu segalanya berjalan dengan cepat,
sangat cepat !
FRATER Santo
Petrus ! jadi benar-benar kau telah membunuhnya. Kau seorang penjahat.
FIRDAUS Aku
seorang pembunuh, tetapi aku tidak melakukan kejahatan, sebab aku hanya
membunuh penjahat.
FRATER Tetapi
beliau seorang pejabat tinggi, seorang Menteri dan seorang
pahlawan. Beliau bukan penjahat.
FIRDAUS Bagiku
perbuatan Menteri dan Presidennya sekalian tidaklah lebih dari kejahatan.
FRATER Santo
Petrus ! kau benar-benar seorang penjahat.
FIRDAUS Tak
ada seorang perempuan yang dapat menjadi penjahat. Untuk menjadi penjahat
hanyalah lelaki.
FRATER Coba
lihat, apa yang barusan kau katakan !
FIRDAUS Aku
mengatakan yang sebenarmya, dan kebenaran itu adalah liar dan berbahaya !
FRATER Santo
Petrus.
FRATER ROBOH
FIRDAUS MENGGELEGAK
TERDENGAR LOLONGAN
PEREMPUAN
FIRDAUS PUN MELOLONG
BAGAI SERIGALA MURKA
FIRDAUS Aku
tahu apa sebabnya kalian begitu takutnya kepadaku. Akulah satu – satunya
perempuan yang telah membuka kedok kalian dan memperlihatkan muka kenyataan
buruk kalian. Kalian menghukumku sampai mati bukan karena aku telah membunuh
pejabat itu, Tetapi karena kalian takut untuk membiarkan aku hidup. Hidupku
berarti kematian kalian, kematianku berarti hidup kalian. Aku telah menang atas
keduanya, kehidupan dan kematian, karena aku tidak mengharapkan apa – apa dan
tidak takut apa – apa. Sebab selama hidup adalah keinginan dan harapan,
ketakutan kita yang memperbudak kita. Kebebasan yang kunikmati membuat kalian
marah. Kalian ingin ada sesuatu yang kuharapkan dan kutakutkan, kemudian kalian
akan memperbudakku lagi. Tidak !
TERDENGAR LOLONGAN PEREMPUAN
FIRDAUS PUN MELOLONG
BAGAI SERIGALA
MENDADAK HENING
LONCENG PUKUL 5 PAGI
POLISI Waktumu
telah tiba. Untuk yang terakhir kali, sekali lagi, meskipun tipis ada harapan
kau dibebaskan jika kau mengirim Surat Permohonan Pengampunan kepada Presisen
dan minta maaf atas kejahatan yang telah kau lakukan.
FIRDAUS Jika
kau keluar lagi dan memasuki kehidupan yang menjadi milik kalian, aku tidak
akan berhenti membunuh. Jadi apa gunanya aku menyampaikan permohonan
pengampunan kepada Presiden.
POLISI Itu
artinya kau memilih mati ?
FIRDAUS Setiap
orang harus mati. Aku lebih suka mati karena kejahatan yang kulakukan daripada
karena salah satu kejahatan yang kau lakukan.
MUNCUL KAPTEN, SIPIR DAN
FRATER
KAPTEN Bagaimana
?
POLISI Dia
tetap menolak Surat Permohonan Pengampunan itu, Kapten.
KAPTEN Baiklah
kalau begitu. Mari kita berangkat.
FRATER Sebentar.
Untuk yang terakhir kali, siapa namamu ?
FIRDAUS Firdaus.
FRATER Firdaus
?
KAPTEN Mari
kita berangkat !
MEREKA BERANGKAT
TIBA – TIBA DARI JAUH
TERDENGAR SUARA TEMBAKAN
FRATER TERKESIAP
KAPTEN DAN SIPIR MUNCUL
LAGI
KAPTEN TERHUYUNG BAGAI
PUISI PURBA
FRATER Kenapa
Kapten ? ada apa ?
KAPTEN Suaranya
sekarang tak ada, tetapi terus menerus bergema di dalam telinga, bergetar dalam
kepala, menggoncangkan segalanya, menyebarkan rasa takut, rasa takut dari
kebenaran yang membunuh. Kekuatan kebenaran, sama liar, sama sederhananya, dan
lembut seperti anak kecil yang belum belajar berdusta.
FRATER Kita
sudah berusaha Kapten.
KAPTEN Ya,
kita sudah berusaha. Mungkin, entahlah ( KEPADA SIPIR ) Sipir, rawatlah penjara
ini baik – baik.
SIPIR
II Apa
maksud Kapten ?
SIPIR
I Ya,
apa yang anda maksud, Kapten ?
KSAPTEN Aku
lelah, letih, aku mesti undur diri.
FRATER Letih
?
KAPTEN Dan
malu. Permisi Frater dan kalian Sipir.
KAPTEN MELANGKAH PERGI
BARENG (
MEMBERI HORMAT ) Siap kapten !
KAPTEN BERHENTI. LALU
MELANGKAH LAGI
SETELAH KAPTEN TAK
TAMPAK, FRATER PUN MELANGKAH PERGI TANPA PAMIT PADA SIPIR
SIPIR
II Frater
? !
FRATER BERHENTI, TAPI
TAK MENGUCAPKAN SEPATAH KATA PUN LALU MELANGKAH LAGI
SIPIR
II (
SETELAH FRATER TAK TAMPAK ) baik Frater.
CAHAYA MEMADAM
HENING
LONCENG PUKUL 12 MALAM
TERDENGAR LOLONGAN SEORANG PEREMPUAN
KAPTEN ( KEPALA PENJARA ) SEORANG SIPIR PEREMPUAN, DAN FRATER ADA
DISANA
KAPTEN Saya
belum pernah menjumpai orang seperti dia, di dalam maupun diluar penjara ini.
Dia menolak semua pengunjung dan tidak mau berbicara dengan siapapun juga.
Biasanya dia tidak menyentuh makanan sama sekali dan tetap tidak tidur sampai
pagi hari. Suatu hari dia minta pena dan kertas, kemudian dia habiskan waktu
berjam – jam lamanya dengan membungkuk di atas pena dan kertas itu tanpa
bergerak. Saya tidak dapat mengatakan apakah dia menulis sebuah surat atau
berbuat yang lainya. Barangkali dia tidak menulis apa-apa.
FRATER Jadi
demikian keadaanya.
KAPTEN Ya
… benar Frater, dan yang lebih mengherankan lagi sedikitpun dia tidak merasa
bersalah bahkan terbesit rasa kebanggaan yang aneh.
SIPIR
I Kita
akan menembaknya besok pagi. Apa gunanya Frater atau orang lain bagi dia ?
biarkan saja dia !
FRATER Aku
sama sekali tidak berurusan dengan para penguasa baik di tempat ini maupun di
tempat lain.
SIPIR
I Itulah
yang selalu mereka katakan.
FRATER Apa
sebabnya kau naik pitam, seakan-akan akulah yang akan menembaknya besok pagi ?
kau pikir dia itu tidak bersalah, bahwa dia tidak membunuh pejabat itu ?
SIPIR
I Pembunuh
atau bukan, dia adalah seorang perempuan yang tidak bersalah, dan dia tidak
perlu dihukum mati. Mereka itulah yang harus ditembak mati !
FRATER Mereka
? siapa yang kau maksud dengan “ mereka “.
SIPIR
II Bagaimana
mungkin bahwa hanya Frater sendiri saja yang tidak mengenal mereka itu ?
KAPTEN Sipir,
kau sangat tidak pantas berbicara seperti itu kepada Frater kita ini.
SIPIR
I Maaf,
Kapten, tetapi kami hanya mengatakan apa yang kami tahu.
KAPTEN Tetapi
tidak kulihat sesuatu yang dapat kau jadikan alasan untuk memcurigai Frater.
SIPIR
I Siap
Kapten !
KAPTEN Sudahlah.
Sekarang kalian pergilah kesana dan tanyailah perempuan itu, apakah dia mau
bertemu dengan Frater ?
BARENG Siap
Kapten !
SIPIR MELANGKAH MENUJU LORONG ITU
KAPTEN Maafkan
mereka Frater, seluruh hidupnya hanya dihabiskan untuk membersihkan lantai
gedung penjara ini. Hingga terkadang mereka tidak bisa memilih
kata-kata yang santun.
FRATER Dia
tidak bersalah Kapten, sayalah yang seharusnya mengerti.
KAPTEN Saya
sudah menasehatinya setiap kali, bahwa mereka harus belajar menggunakan
pikirannya, dan bukan melulu perasaannya.
FRATER Dia
perlu pelampiasan. Bukankah seluruh hidupnya dihabiskan melulu hanya untuk
rutinitas kerja ? dengan memberinya kesempatan untuk menggunakan perasaannya,
sedikit banyak mereka akan merasa sedikit terhibur.
KAPTEN Ya
… bukan cuma mereka sebenarnya, saya sendiripun sangat membutuhkan hiburan.
LONCENG PUKUL SATU MALAM
KAPTEN Oh
... subuh nanti saya harus memberi aba – aba kepada para algojo untuk
menarik picu, dan ... oh saya tak dapat membayangkannya.
FRATER Saya
mengerti, Kapten. Seringkali kita dipojokkan untuk menentukan salah satu
pilihan di antara berbagai pilihan yang ada, yang sebenarnya sama – sama tidak
nikmatnya. Bahkan seringkali pula kita dipaksa dalam situasi yang
tanpa pilihan. Dan dalam kasus yang tengah Kapten hadapi ini, pilihan – pilihan
itu sangat tipis jaraknya, dan kabur. Tetapi Kapten, sejarah telah membuktikan
bahwa hanya mereka yang dapat menentukan salah satu pilihan tersebut dengan
tepat dialah yang akan menjadi manusia terhormat.
KAPTEN Dan
Frater sendiri berdiri pada pilihan yang mana ?
FRATER Profesi
saya mengijinkan saya untuk tidak memilih salah satu pilihan diantara dua ujung
pilihan yang saling bertentangan.
SIPIR MUNCUL
LESU
FRATER Bagaimana
? apakah dia …
SIPIR
II (
Cuma menggeleng lesu )
FRATER Apakah
dia berkata kepadamu bahwa dia mengenaliku ?
SIPIR
II Tidak.
Dia tidak mengatakan apa-apa tetapi dia mengenal anda.
FRATER Bagaimana
kau tahu bahwa dia mengenaliku ?
SIPIR
II Kami
dapat membaca perasaannya.
FRATER Perempuan
macam apa dia ? sejak dia menolakku, apakah itu berarti bahwa dia adalah
pribadi yang lebih baik daripada aku.
KAPTEN Tetapi
dia pun menolak untuk menandatangani Surat Permohonan kepada Presiden supaya
melindunginya dari hukuman mati.
FRATER Barangkali
itu merupakan tanda bahwa dia lebih baik daripada Kepala Negara.
SIPIR
II Tak
perlu risau Frater. Penolakannya untuk bertemu dengan anda bukan di tujukan
kepada diri anda pribadi, tetapi kepada dunia dan setiap orang yang ada di
dunia ini.
TERDENGAR
LOLONGAN PEREMPUAN
FRATER Suara
apa itu, Kapten ?
KAPTEN Seperti
dari lorong yang jauh.
SIPIR
I Itu
suara dari selnya.
FRATER Santo
Petrus !
KAPTEN Sipir,
coba kalian tengok asal suara itu !
SIPIR Siap
Kapten !
SIPIR MELANGKAH MENUJU
LORONG ITU, SEBENTAR MUNCUL LAGI DENGAN BERLARI DAN BERTERIAK – TERIAK
BARENG Frater
! Frater !
FRATER Ada
apa ? kenapa kau berlari – lari dan berteriak – teriak seperti anak kecil
begini ?
SIPIR
II Frater
! bila Presiden secara pribadi menyuruh saya untuk minta anda datang menghadap
kepadanya, kiranya saya tak akan hanyut oleh perasaan yang berlebihan seperti
ini. Tetapi , Frater ... dia Frater perempuan itu.
FRATER Dia
? kenapa dia ?
SIPIR
I Dia
... wanita itu ingin bertemu dengan anda.
Kapten Biarkan
dia bertemu dengan Frater, Sipir mari kita tinggalkan mereka.
BARENG Siap
Kapten !
ANGIN MATI
LONCENG PUKUL 2 DINI HARI
KAPTEN DAN SIPIR MENYINGKIR.
PEREMPUAN ITU MUNCUL
DALAM KEMEGAHANNYA.
IA BERDIRI AGUNG DAN ALANGKAH ANGKUHNYA WAJAHNYA KUSUT DAN
DINGIN.
MATANYA TEDUH DAN LIAR TUBUHNYA BAGAI PATUNG LILIN TAPI PERKASA.
IA MASIH TEGAK BERDIRI MENGALAHKAN PEMBAWA LAUTAN DAN GUNUNG – GUNUNG
FRATER SEDANG
MENDAKI PUNCAK – PUNCAKNYA
FRATER Apa
yang ingin kau katakan padaku ?
FIRDAUS Apa
yang Frater inginkan dariku ?
FRATER Tak
ada.
FIRDAUS Tak
ada ? benar tak ada Frater ?
FRATER Eee
... baiklah, aku hanya ingin menolongmu untuk menghadapi ( menghela nafas ).
FIRDAUS Hentikan
itu ! maaf, Frater. Aku hargai niat baik Frater, tetapi sejauh ini aku tidak
membutuhkan pertolongan orang lain.
FRATER Eee
... baik – baiklah. Kepala penjara ini meminta kehadiranku disini
dan …
FIRDAUS ...
untuk menolongku dalam menghadapi saat – saat terakhirku dan membantu
mempersiapkan segala sesuatu yang aku perlukan sebelum mati. Bukankah begitu
Frater ?
FRATER Itu
tidak ada salahnya bukan ? dan juga untuk memenuhi adat dari bangsa yang ber –
Tuhan.
FIRDAUS Aku
tidak menyalahkan anda Frater. Tetapi lihatlah membujukku agar aku mau bertobat
dan mohon pengampunan Tuhan atas segala kejahatan yang telah kulakukan, tetapi
membiarkan mereka subuh nanti menarik picu dan membinasakan makhluk Tuhan
lainnya. Anda namai tugas macam apa itu Frater ?
FRATER Apakah
kau mulai sarkastis terhadap profesiku ?
FIRDAUS Aku
tidak beranggapan demikian. Ya, barangkali aku hanya salah mengartikan
peristiwa ini. Maafkan aku frater.
FRATER Tidak,
tidak, kau tidak bersalah. Cuma kau terlalu jujur, kau takut apa yang akan
terjadi padamu subuh nanti. ( terharu )
FIRDAUS Adakah
orang yang tidak takut mati ?
FRATER Mungkin.
FIRDAUS Mungkin
?
FRATER Ya
mungkin.
FIRDAUS Jadi
benar, aku adalah salah satu dari kemungkinan itu.
FRATER Itu
tak boleh terjadi padamu.
FIRDAUS Kenapa
?
FRATER Kau
belum bertobat dan minta pengampunan Tuhan.
FIRDAUS Tetapi
aku tidak melihat perlunya bertobat.
FRATER Kau
telah membunuh pejabat itu dan kau telah melakukan kejahatan besar.
FIRDAUS Apa
yang dinamakan kejahatan, bukanlah kejahatan.
FRATER Kau
telah melakukan pembunuhan, tetapi kau menolak mengakuinya sebagai tindakan
kejahatan, apa maksudmu ?
FIRDAUS Karena
aku punya alasan kenapa aku membunuh, dan meskipun pembunuhan itu tidak
kurencanakan.
FRATER Apa
alasannya ?
FIRDAUS Karena
dia pantas mati !
FRATER Tetapi
urusan hidup dan mati bukanlah hakmu !
FIRDAUS Ya
aku tahu. Tetapi ketika aku membunuhnya, bukan aku yang
melakukannya. Juga bukan pisau yang kuhujamkan ketubuhnya itu yang
melakukannya. Melainkan ada sesuatu kekuatan lain dan itulah yang
telah membunuhnya. Dan dia bernama KEBENARAN !
FRATER Kebenaran
? kau tahu tentang kebenaran ?
FIRDAUS Kebenaran
yang membunuh !
FRATER Santo
Petrus.
MENDADAK HENING
FIRDAUS Maafkan
aku Frater. Frater kecewa menemuiku ?
FRATER Tidak,
tidak, anakku. Justru aku berbahagia.
FIRDAUS Kenapa
demikian ?
FRATER Karena
aku bertemu anak yang jujur dan manis.
FIRDAUS Aku
bukan orang baik.
FRATER Tidak.
Kau anak baik. Aku dapat melihatnya dari dalam matamu, kau anak baik dan lemah
lembut.
FIRDAUS Kulitku
halus tetapi hatiku keras. Suaraku halus bukan karena lemah lembut, tetapi
kehalusan watak yang kejam. Dan gigitanku mematikan. Tidak Frater, aku bukan
orang baik.
FRATER Seandainya
kau tidak baik, tentu ada sebabnya. Setan telah membujukmu !
FIRDAUS Aku
tak pernah bertemu setan. Yang kutemui cuma ayah, paman, suamiku, para lelaki
yang telah menampungku dan kawan – kawannya, dan para penguasa.
FRATER Kau
punya masa lalu, ceritakanlah !
FIRDAUS Semuanya
gelap.
FRATER Bagaimana
mulanya ?
LONCENG PUKUL 3
DINI HARI HENING KUSUT
FIRDAUS Aku
lari dari rumah ayah ketika aku baru menginjak remaja, setelah ia memperkosaku.
FRATER Ayahmu
?
FIRDAUS Bukan
yang pertama kali.
FRATER Santo
Petrus.
FIRDAUS Lalu
aku minggat ke rumah paman yang akhirnya menjualku dengan imbalan mas kawin
kepada seorang lelaki yang setiap hari memukuli muka dan tubuhku. Cuma lima
hari aku bertahan dirumah suamiku itu.
FRATER Lalu.
FIRDAUS Aku
lari kejalanan. Hidup di jalanan. Di tampung oleh lelaki – lelaki yang setiap
hari memperkosaku atau menjualku kepada kawan – kawannya dengan harga murah.
Terlempar dari germo yang satu ke germo yang lain dan dipekerjakan siang dan
malam lebih dari sapi perahan. Tetapi kemudian aku memutuskan untuk menjadi
pelacur tanpa harus terikat dengan siapapun. Dan kebetulan wajahku cantik,
tubuhku padat berisi, hidup dengan otot serta mengisyaratkan nafsu, maka dalam
waktu yang singkat aku menjadi pelacur kelas satu dan terpandang diantara
lainnya sebab aku sering menyumbang panti asuhan atau proyek amal lainnya.
FRATER Santo
Petrus ! kau tidak berusaha untuk bekerja yang lebih baik, bekerja yang lebih
terhormat ?
FIRDAUS Pernah,
sebagai karyawati rendahan di sebuah perusahaan besar. Tetapi akhirnya aku
menyadari bahwa sebagai pelacur aku telah dipandang dengan lebih hormat dan
dihargai lebih tinggi daripada semua karyawati atau pekerja perempuan lainnya.
Aku tahu bahwa seorang karyawati lebih takut kehilangan nyawanya. Seorang
karyawati takut kehilangan pekerjaannya sehingga rela diperlakukan sebagai
pelacur oleh majikan mereka karena mereka tidak mengerti bahwa kehidupan
seorang pelacur pada kenyataannya lebih baik daripada kehidupan mereka.
FRATER Santo
Petrus ! kau harus memohon ampunan anakku, jika bukan untuk pembunuhan yang
telah kau lakukan, kau dapat memohon ampun untuk profesi yang telah kau jalani
selama ini sebagai …
FIRDAUS Pelacur
?
FRATER Ya !
FIRDAUS Dan
apakah Frater bisa menyebutkan di antara berjuta profesi yang ada yang bukan
pelacur ? Frater, kita semua adalah pelacur yang menjual diri dengan
macam – macam nama dan harga !
FRATER Santo
Petrus !
FIRDAUS Santo
Petrus ! Frater, tidak sesaat pun aku ragu – ragu mengenai integritas dan kehormatan
diri sendiri sebagai perempuan. Aku tahu bahwa profesiku telah diciptakan oleh
lelaki. Lelaki memaksa perempuan menjual tubuh mereka dengan harga tertentu,
dan bahwa tubuh yang paling murah dibayar adalah tubuh sang isteri. Semua
perempuan adalah pelacur dalam satu atau lain bentuk.
FRATER Santo
Petrus ! Dengarlah, anakku dengarlah ! baik ayah, paman dan suamimu,
serta lelaki-lelaki yang telah menampungmu maupun siapa saja dari kawan –
kawannya, tidak menyadari hargamu, kerena kau gagal untuk memberikan nilai
cukup tinggi kepada dirimu. Lelaki tidak tahu nilai seorang perempuan, anakku.
Perempuan itulah yang menentukan nilai dirinya. Semakin tinggi kau menaruh
harga bagi dirimu, semakin mereka menyadari hargamu sebenarnya. Dan kini lihatlah,
semua yang telah kau lakukan ini hanyalah akibat dendammu pada ayah, paman,
suamimu, dan kenyataan buruk masa lalumu !
FIRDAUS Bukan
! Tetapi karena aku telah sadar mengenai kenyataan, mengenai kebenaran ! (
MENGGELEGAK ). Semua perempuan adalah korban penipuan ! lelaki memaksakan
penipuan kepada perempuan, kemudian menghukum mereka karena telah tertipu.
Menindas mereka ketingkat terbawah, dan menghukum mereka karena telah jatuh
begitu rendah. Mengikat mereka dalam perkawinan, dan menghukum mereka dengan
kerja kasar sepanjang umur mereka. Menghantam mereka dengan penghinaan atau
dengan pukulan. Aku sadar, bahwa yang paling sedikit diperdayakan dari semua
perempuan adalah pelacur.
TERDENGAR LOLONGAN PEREMPUAN
LONCENG PUKUL 4 DINI HARI
HENING
FIRDAUS Anda
lelah Frater ?
FRATER Tidak,
aku mendengarkan, dan menikmatinya.
FIRDAUS Anda
lelah. Baiklah. Inilah kisah terakhirku yang menyebabkanku terseret ke penjara
ini dan dijatuhi hukuman mati. Suatu hari seorang pejabat tinggi yang
berpangkat Jenderal datang kepadaku. Dia berkata bahwa seorang tokoh yang amat
penting dari Negara tetangga datang pagi itu dan menemui Presiden dalam acara
Kunjungan Kenegaraan. Dalam satu kesempatan ditengah acara jamuan makan siang Kepala
Negara memberi tahu dan memperlihatkan fotoku kepada tamu tersebut. Maka tamu
tersebut ingin memesanku.
FRATER Lalu
kau pergi kepadanya ?
FIRDAUS Seorang
pelacur selalu mengatakan “ ya ” dan kemudian menyebutkan harganya. Bila ingin
mengatakan “ tidak ” dia berhenti menjadi pelacur. Dan aku bukanlah seorang
pelacur dalam arti yang sepenuhnya, maka sewaktu –waktu aku mengatakan “ tidak
”.
FRATER Kenapa
“ tidak ” ?
FIRDAUS Aku
benci penguasa.
FRATER Kenapa
soalnya ?
FIRDAUS Karena
yang ada pada mereka hanyalah kerakusan dan kepribadian yang penuh distorsi.
FRATER Hati
– hati bicaramu.
FIRDAUS Aku
cukup waras.
FRATER Tapi
kau bicara tanpa bukti.
FIRDAUS Bukti
? setiap hari aku melihatnya. Seorang penguasa yang memiliki pelayan perempuan
dan selir sebanyak tentaranya. Juga seorang penguasa yang suka membunuh dan
menyiksa orang. Penguasa yang ketiga suka makanan, uang dan menimbun kekayaan tanpa
batas. Seorang penguasa yang lain adalah yang begitu mencinta dan mengampuni
dirinya sendiri sehingga baginya tak ada orang lain. Dan yang terakhir adalah
seorang penguasa yang selalu ketakutan akan berbagai komplotan dan
persekongkolan, sehingga dia menghabiskan waktunya dengan mengacaukan fakta –
fakta sejarah dan memcoba memperdaya rakyatnya.
FRATER Eee
... itu bisa saja terjadi. Tetapi bukankah kau seorang, maaf
pelacur. Jadi apakah kau tidak tergiur oleh uangnya ? beliau pasti
sangat mungkin untuk membayarmu dengan harga yang melebihi harga termahalmu.
FIRDAUS Bagaimana
mungkin aku menyetujuinya ? yang dia perbuat hanyalah menghabiskan uang berjuta
– juta yang dia ambil dari rakyatnya yang mati kelaparan untuk diberikan kepada
pelacur. Aku menolak pergi ke lelaki macam itu. Negeri ini dapat mereka miliki,
tetapi tubuhku adalah milikku pribadi.
FRATER Lalu
apa yang kau maui sebenarnya ?
FIRDAUS Tak
ada.
FRATER Tetapi
kenapa kau menolaknya ?
FIRDAUS Karena
aku tak mau pergi kepadanya.
FRATER Ah
… bagaimana kau ini ? pastilah pejabat itu Jenderal itu sangat marah dan
tersinggung dengan sikapmu itu.
FIRDAUS Ya
benar dan aku tahu apa sebabnya. Aku tahu bahwa dia hanyalah menerima perintah,
dan setiap perintah yang diberikan kepadanya telah dia nilai sebagai tugas
nasional yang bersifat suci. Apakah dia membawaku ke penjara ataukah ke ranjang
tamu penting itu, baginya sama saja. Dimana terkait soal nasional. Seorang
pelacur dapat diberi pernghormatan tertinggi, dan pembunuhan dapat menjadi
suatu perbuatan heroik. Aku tetap pada pendirianku “ tidak ”.
FRATER Kau
berkata seperti itu, sepertinya kau sama sekali tidak merasa takut kepadanya
dan kepada kemungkinan terburuk dari apa yang dapat diperbuatnya.
FIRDAUS Mula-mula
ya. Tetapi ketika dia mulai mengancamku dan mengucapkan kata –kata kotor sambil
mendekatiku, aku mulai takut juga. Terlebih ketika ia mulai merogoh sakunya
mengeluarkan pisau dari dalamnya, aku merasa takut luar biasa. Rasa takut yang
menguasaiku bertahun – tahun seperti ketika aku berhadapan dengan ayah, paman
suamiku dan setiap lelaki yang pernah lewat dalam hidupku. Dan kini dia
Jenderal itu tengah memanfaatkan rasa takutku. Dia terus maju mendesakku.
Dia mencengkeram tubuhku. Lalu tiba – tiba aku mendorongnya terlempar
kebelakang, dan pisau itu lepas dari tangannya serta jatuh tepat didepan
kakiku. Aku memungutnya. Dan saat itulah aku melihat rasa takut dimatanya aku
dapat membacanya. Aku telah menghancurkan semua topeng dan mengungkapkan
apa yang terselubung di belakangnya. Aku angkat tanganku tinggi – tinggi dan
pisau itu tergenggam dengan mantap. Lalu segalanya berjalan dengan cepat,
sangat cepat !
FRATER Santo
Petrus ! jadi benar-benar kau telah membunuhnya. Kau seorang penjahat.
FIRDAUS Aku
seorang pembunuh, tetapi aku tidak melakukan kejahatan, sebab aku hanya
membunuh penjahat.
FRATER Tetapi
beliau seorang pejabat tinggi, seorang Menteri dan seorang
pahlawan. Beliau bukan penjahat.
FIRDAUS Bagiku
perbuatan Menteri dan Presidennya sekalian tidaklah lebih dari kejahatan.
FRATER Santo
Petrus ! kau benar-benar seorang penjahat.
FIRDAUS Tak
ada seorang perempuan yang dapat menjadi penjahat. Untuk menjadi penjahat
hanyalah lelaki.
FRATER Coba
lihat, apa yang barusan kau katakan !
FIRDAUS Aku
mengatakan yang sebenarmya, dan kebenaran itu adalah liar dan berbahaya !
FRATER Santo
Petrus.
FRATER ROBOH
FIRDAUS MENGGELEGAK
TERDENGAR LOLONGAN
PEREMPUAN
FIRDAUS PUN MELOLONG
BAGAI SERIGALA MURKA
FIRDAUS Aku
tahu apa sebabnya kalian begitu takutnya kepadaku. Akulah satu – satunya
perempuan yang telah membuka kedok kalian dan memperlihatkan muka kenyataan
buruk kalian. Kalian menghukumku sampai mati bukan karena aku telah membunuh
pejabat itu, Tetapi karena kalian takut untuk membiarkan aku hidup. Hidupku
berarti kematian kalian, kematianku berarti hidup kalian. Aku telah menang atas
keduanya, kehidupan dan kematian, karena aku tidak mengharapkan apa – apa dan
tidak takut apa – apa. Sebab selama hidup adalah keinginan dan harapan,
ketakutan kita yang memperbudak kita. Kebebasan yang kunikmati membuat kalian
marah. Kalian ingin ada sesuatu yang kuharapkan dan kutakutkan, kemudian kalian
akan memperbudakku lagi. Tidak !
TERDENGAR LOLONGAN PEREMPUAN
FIRDAUS PUN MELOLONG
BAGAI SERIGALA
MENDADAK HENING
LONCENG PUKUL 5 PAGI
POLISI Waktumu
telah tiba. Untuk yang terakhir kali, sekali lagi, meskipun tipis ada harapan
kau dibebaskan jika kau mengirim Surat Permohonan Pengampunan kepada Presisen
dan minta maaf atas kejahatan yang telah kau lakukan.
FIRDAUS Jika
kau keluar lagi dan memasuki kehidupan yang menjadi milik kalian, aku tidak
akan berhenti membunuh. Jadi apa gunanya aku menyampaikan permohonan
pengampunan kepada Presiden.
POLISI Itu
artinya kau memilih mati ?
FIRDAUS Setiap
orang harus mati. Aku lebih suka mati karena kejahatan yang kulakukan daripada
karena salah satu kejahatan yang kau lakukan.
MUNCUL KAPTEN, SIPIR DAN
FRATER
KAPTEN Bagaimana
?
POLISI Dia
tetap menolak Surat Permohonan Pengampunan itu, Kapten.
KAPTEN Baiklah
kalau begitu. Mari kita berangkat.
FRATER Sebentar.
Untuk yang terakhir kali, siapa namamu ?
FIRDAUS Firdaus.
FRATER Firdaus
?
KAPTEN Mari
kita berangkat !
MEREKA BERANGKAT
TIBA – TIBA DARI JAUH
TERDENGAR SUARA TEMBAKAN
FRATER TERKESIAP
KAPTEN DAN SIPIR MUNCUL
LAGI
KAPTEN TERHUYUNG BAGAI
PUISI PURBA
FRATER Kenapa
Kapten ? ada apa ?
KAPTEN Suaranya
sekarang tak ada, tetapi terus menerus bergema di dalam telinga, bergetar dalam
kepala, menggoncangkan segalanya, menyebarkan rasa takut, rasa takut dari
kebenaran yang membunuh. Kekuatan kebenaran, sama liar, sama sederhananya, dan
lembut seperti anak kecil yang belum belajar berdusta.
FRATER Kita
sudah berusaha Kapten.
KAPTEN Ya,
kita sudah berusaha. Mungkin, entahlah ( KEPADA SIPIR ) Sipir, rawatlah penjara
ini baik – baik.
SIPIR
II Apa
maksud Kapten ?
SIPIR
I Ya,
apa yang anda maksud, Kapten ?
KSAPTEN Aku
lelah, letih, aku mesti undur diri.
FRATER Letih
?
KAPTEN Dan
malu. Permisi Frater dan kalian Sipir.
KAPTEN MELANGKAH PERGI
BARENG (
MEMBERI HORMAT ) Siap kapten !
KAPTEN BERHENTI. LALU
MELANGKAH LAGI
SETELAH KAPTEN TAK
TAMPAK, FRATER PUN MELANGKAH PERGI TANPA PAMIT PADA SIPIR
SIPIR
II Frater
? !
FRATER BERHENTI, TAPI
TAK MENGUCAPKAN SEPATAH KATA PUN LALU MELANGKAH LAGI
SIPIR
II (
SETELAH FRATER TAK TAMPAK ) baik Frater.
CAHAYA MEMADAM
HENING
FIRDAUS (
DALAM GELAP ) Aku bertanya yang sebenarnya, tanpa suatu kesulitan apapun. Sebab
kebenaran itu selalu mudah dan sederhana. Dan dalam kesederhanaanya itu
terletak kekuasaannya yang ganas. Dan untuk sampai kepada kebenaran berarti
bahwa seseorang tidak lagi merasa takut mati. Karena kematian dan kebenaran
adalah sama dalam hal bahwa keduanya mensyaratkan keberanian yang benar bila seseorang
ingin sampai kepadanya. Kebenaran yang menakutkan ini telah memberiku kekuatan
yang besar. Ia melindungiku dari rasa takut mati atau takut kehidupan, rasa
lapar, ketelanjangan dan kehancuran. Adalah kebenaran yang menakutkan ini
mencegahku merasa takut kepada kekurang ajaran pejabat itu dan para penguasa
lainnya. Dengan mudahnya aku meludahi muka – muka dan kata penuh kebohongan
itu, meludahi surat – surat kabar yang penuh kebohongan itu.
SUARA FIRDAUS MENDADAK
LENYAP
SELURUH RUANGAN LENGANG
BESERTA DIAM
HENING
FIRDAUS (
DALAM GELAP ) Aku bertanya yang sebenarnya, tanpa suatu kesulitan apapun. Sebab
kebenaran itu selalu mudah dan sederhana. Dan dalam kesederhanaanya itu
terletak kekuasaannya yang ganas. Dan untuk sampai kepada kebenaran berarti
bahwa seseorang tidak lagi merasa takut mati. Karena kematian dan kebenaran
adalah sama dalam hal bahwa keduanya mensyaratkan keberanian yang benar bila seseorang
ingin sampai kepadanya. Kebenaran yang menakutkan ini telah memberiku kekuatan
yang besar. Ia melindungiku dari rasa takut mati atau takut kehidupan, rasa
lapar, ketelanjangan dan kehancuran. Adalah kebenaran yang menakutkan ini
mencegahku merasa takut kepada kekurang ajaran pejabat itu dan para penguasa
lainnya. Dengan mudahnya aku meludahi muka – muka dan kata penuh kebohongan
itu, meludahi surat – surat kabar yang penuh kebohongan itu.
SUARA FIRDAUS MENDADAK
LENYAP
SELURUH RUANGAN LENGANG
BESERTA DIAM
HENING
KAPTEN BERHENTI. LALU
MELANGKAH LAGI
SETELAH KAPTEN TAK
TAMPAK, FRATER PUN MELANGKAH PERGI TANPA PAMIT PADA SIPIR
SIPIR
II Frater
? !
FRATER BERHENTI, TAPI
TAK MENGUCAPKAN SEPATAH KATA PUN LALU MELANGKAH LAGI
SIPIR
II (
SETELAH FRATER TAK TAMPAK ) baik Frater.
CAHAYA MEMADAM
HENING
FIRDAUS (
DALAM GELAP ) Aku bertanya yang sebenarnya, tanpa suatu kesulitan apapun. Sebab
kebenaran itu selalu mudah dan sederhana. Dan dalam kesederhanaanya itu
terletak kekuasaannya yang ganas. Dan untuk sampai kepada kebenaran berarti
bahwa seseorang tidak lagi merasa takut mati. Karena kematian dan kebenaran
adalah sama dalam hal bahwa keduanya mensyaratkan keberanian yang benar bila seseorang
ingin sampai kepadanya. Kebenaran yang menakutkan ini telah memberiku kekuatan
yang besar. Ia melindungiku dari rasa takut mati atau takut kehidupan, rasa
lapar, ketelanjangan dan kehancuran. Adalah kebenaran yang menakutkan ini
mencegahku merasa takut kepada kekurang ajaran pejabat itu dan para penguasa
lainnya. Dengan mudahnya aku meludahi muka – muka dan kata penuh kebohongan
itu, meludahi surat – surat kabar yang penuh kebohongan itu.
SUARA FIRDAUS MENDADAK
LENYAP
SELURUH RUANGAN LENGANG
BESERTA DIAM
HENING
No comments:
Post a Comment